Manusia
tidak lepas dari cinta.Cinta merupakan hal yang indah bagi sesama,alam dan
Allah.
Cinta itu adalah perasaan yang timbul dari dalam
hati.Jika kita melihat sesuatu yang sangat indah dengan mata kita,pasti kita
akan langsung jatuh hati dan sayang kepada sesuatu itu. Cinta adalah rasa suka atau rasa sayang yang tidak dapat
dijelaskan asal dari mana asal usulnya. Dan arti kata kasih memiliki arti yaitu
sebuah perasaan sayang terhadap seseorang atau lebih tepatnya terhadap makhluk
hidup.Dan tentunya Tuhan Yang Maha Esa.
Cinta terhadap sesama(manusia) : yaitu dengan cara ;
saling mengasihi satu sama lain,memberi semangat,dan saling menghargai
suku,agama,ras dan antar golongan(sara).Karena manusia mempunyai sifat yang
berbeda-beda,manusia mempunyai sisi baik dan buruk didalam diri
masing-masing.Kita bisa memahami itu lewat cinta yang kita berikan kepada orang
lain.Dengan cinta,orang itu akan segera tahu kalau kita sangat menyayangi dan
menghormati mereka.Bentuk cinta terhadap sesama.Kita harus selalu bertoleransi
dan berempati terhadap orang-orang disekitar kita.
Cinta kita terhadap orang tua kita,ayah dan
ibu.Mereka mencintai kita,padahal mereka belum tahu wujud kita seperti apa saat
belum dilahirkan.Tetapi mereka begitu bahagia.Cinta orang tua itu tidak akan
pernah habis untuk kita,sekalipun orang tua kita itu sudah tiada.
Ibu adalah orang pertama yang mengajarkan kita arti
cinta,ibu adalah orang yang pertama yang mencintai kita dengan sepenuh
hati,jiwa dan raganya.Ibu mempertaruhkan nyawanya hanya untuk agar anaknya bisa
melihat betapa indahnya dunia.Cinta ibu sangat tulus kepada kita,tetapi cinta
kita belum tentu tulus untuknya.Begitu juga dengan ayah,ayah juga adalah orang
pertama yang mengajarkan kita tentang kekuatan cinta yang harus kita camkan dengan
baik.Ayah bekerja pagi-malam hanya untuk membahagiakan keluarganya,ayah rela
berkorban karena sangat mencintai keluarganya.Dari cinta ayah dan ibu kita akan
mengerti arti sebuah kehidupan.
Contoh bentuk cinta kita terhadap orang
tua adalah salah satunya ; kita selalu mendoakan mereka,kita patuhi dan dengar
nasihat mereka.Contoh lainnya seperti ; jika orang tua saya pulang bekerja,saya
langsung menyambut mereka dengan senyum,mencium tangan mereka,membawakan
barang-barang mereka,mengambilkan mereka minum dan makanan ringan atau makanan
pokok,setelah itu saya menyiapkan peralatan solat mereka,sedangkan mereka
membersihkan diri untuk sholat.Sehabis mereka beribadah,saya dan orang tua
berbincang,puas,kami beristirahat,karena pulang bekerja pasti sangat lelah.
Dengan cinta,kita akan tahu arti
kehidupan yang sebenarnya.
Bentuk cinta terhadap alam adalah,kita harus selalu
menjaga kelestarian lingkungan tanpa harus disuruh.
Seperti halnya,setiap sehari sekali kita harus
menyirami tanaman-tanaman kita,dan saat kita menyiram tanpa disadari timbulah
rasa cinta kita terhadap alam.Alam akan merasakan ketulusan cinta kita,alam
akan selalu memberi kebutuhan kita. Contohnya; jika kita mempunyai pohon mangga
dirumah kita,sehari sekali pasti kita akan menyirami pohon mangga tersebut,dan
tanpa kita sadari kita menyiraminya dengan cinta.Pohon jugsa makhluk
hidup,pohon akan merasakan cinta kita,saat dia berbuah,pohon mangga itu akan
menghasilkan daun yang lebat agar kita tidak terlalu terkena sinar matahari,dan
akan mengahsilkan buah yang banyak untuk kita.
Bentuk cinta kita terhadap Allah swt adalah dengan
cara,kita selalu beribadah tepat waktu,kita tidak meninggalkan atau melalaikan
ibadah kita.Kita patuhi perintah Allah swt,dan jangan melanggar apa yang dilanggar
Allah untuk kita.Kita selalu mengingat Allah disaat kita senang ataupun sedih.Kita
selalu bersyukur terhadap kehidupan kita yang diberikan oleh Allah.Itu adalah bentuk
cinta kita terhadap Allah swt.
Dalam Al-Qur’an menyatakan bentuk cinta adalah salah satunya :
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara
dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu
berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia
ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. Cinta
rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap
berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini
lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri.
Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus
menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan
kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang
bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya.
Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham, yakni
orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari
garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang
anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang
disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah
dianjurkan untuk selalu bersilaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung
tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah
sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang
untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian
hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini
dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika
sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung
mengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang
sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang
cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa
diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an
menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya
Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. Cinta ra’fah, yaitu
rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran,
misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk
salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika
mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak
menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina
(Q/24:2).
6. Cinta shobwah,
yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup
mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi
Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari
menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama
kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif
`anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)
7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan
dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat
al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah
pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan
dalam doa
ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah
pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa iltihab naruha fi qalb al muhibbi.
ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah
pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa iltihab naruha fi qalb al muhibbi.
8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta
yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski
sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan
kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an
ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang
kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)
kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)
KE 8 ARTI CINTA DIAMBIL DARI : http://trydjoko.wordpress.com/macam-macam-cinta-menurut-al-quran/
Allah SWT Berfirman kepada
Nabi Muhammad SAW: “Katakanlah (Wahai Muhammad) Jika kalian benar-benar cinta
kepada Allah, maka ikutilah aku (Nabi Muhammad) niscaya Allah mengasihi dan dan
mengampuni dosa-dosa kalian.”(QS. An-nisa Ayat 31)